Cari Blog Ini

Rabu, 17 Agustus 2011





Selamat merayakan hari kemerdekaan RI ke-66 ?
17 Agustus 1945
 

jadi PECUNDANG saja!

sekali berarti, sudah itu mati...
begitulah sepenggal kutipan puisi Chairil Anwar yang seakan menggambarkan makna perjuangan hari ini,
Hari ini siapa pejuang dan siapa pecundang semakin sulit untuk dibedakan.
Pejuang yang merelakan jiwa-raganya untuk berjuang begitu mudah dilupakan saat tujuan perjuangan telah didapatkan. lihat para pejuang kemerdekaan kita yang kini harus hidup susah untuk mengisi kemerdekaannya. lihat para janda pejuang yang harus terlunta-lunta tak berdaya dalam mempertahankan rumah kenangannya, para pahlawan devisa yang harus merelakan tubuhnya cacat dan lehernya terlepas demi kemakmuran bangsa. Beginilah cara negeri ini dalam menghargai jasa para pahlawannya. Sedangkan para pecunang negeri ini begitu dapat apresiasi tinggi. Fasilitas mewah Pak gayus yang bebas "keluar-masuk" penjara dan kekayaan berlimpah, naik jet pribadi ala Pak nazarudin, fasilitas hotel bintang 5 di penjara para koruptor, para jaksa penegak keadilan yang bebas memiliki pekerjaan sambilan memungut "pajak upeti", libuaran gratis ala wakil rakyat terhormat ke luar negeri, dan segudang aktivitas-aktivitas mewah para pecundang lainnya.

Maka dari itu wahai generasi muda, lihatlah potret keanehan negeri ini.. Dimana para pecundang diperlakukan bak raja, sementara pejuang diperlakukan tak lebih dari binatang peliharaan yang "jika sudah tiba waktunya akan dikorbankan".
Di negeri ini lebih terhormat kita menjadi pecundang saja daripada harus mengorbankan segalanya untuk bangsa ini dengan menjadi pejuang yang....,
"SEKALI BERARTI SUDAH ITU MATI" 

( Rifyal "punk5" Dahlawy Chalil )
"DIPONEGORO"
chairil anwar
 
Di masa pembangunan ini
tuan hidup kembali
Dan bara kagum menjadi api
Di depan sekali tuan menanti
Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali.
Pedang di kanan, keris di kiri
Berselempang semangat yang tak bisa mati.
MAJU
Ini barisan tak bergenderang-berpalu
Kepercayaan tanda menyerbu.
Sekali berarti
Sudah itu mati.
MAJU
Bagimu Negeri
Menyediakan api.
Punah di atas menghamba
Binasa di atas ditindas
Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai
Jika hidup harus merasai
Maju
Serbu
Serang
Terjang

Sabtu, 13 Agustus 2011

Makna Kemerdekaan

Hari kemerdekaan? Apa benar kita telah merdeka? Apa kita berhasil merebut kemerdekaan dari penjajah?
Mungkin itulah pertanyaan yang sekarang ada di pikiran saya selaku anak bangsa. Saya berfikir sepertinya kita belumlah merdeka kawan! Jika kemerdekaan hanya dinilai dari perginya penjajah dari negeri ini mungkin itu telah kita dapatkan sejak tahun 1945 yang lalu....
Tapi kawan jika kemerdekaan dinilai dari seberapa besar orang yang merasa memiliki jiwa yang merdeka, mungkin kita dikatakan belum merdeka. Lihat saja berapa banyak orang yang dijajah ketakutan hanya untuk berobat ke rumah sakit. Berapa banyak orang yang hanya pasrah menghadapi gejolak harga yang semakin mahal tak terkendali, seperti pasrahnya pekerja rodi di jaman penjajahan. Lihatlah ketakutan-ketakutan yang masih menghantui rakyat kita, apakah itu yang dikatakan kemerdekaan?
Panggung pilitik kita, penegakan hukum kita, gejolak sosial kita, semuanya menunjukkan bahwa kita masih terjajah. Kemana kasus century kita, apa kabarnya Bapak perpajakan nasional kita, Gayus Tambunan?, belum selesai kasus tersebut kini perhatian kita telah ditujukan pada idola baru yakni Nazarudin yang kabarnya tiba di tanah air hari ini.
Inilah potret kemerdekaan kita hari ini kawan. 17 Agustus beberapa hari lagi, semua orang akan melakukan upacara kemerdekaan dan meneriakkan PROKLAMASI. Tapi kita lupa kawan akan teriakan proklamasi yang selalu dikumandangkan rakyat yang benar-benar masih terjajah jiwanya. Mereka ingin meredeka dari rasa takut untuk pergi ke rumah sakit, mereka ingin merdeka dari tingginya harga sembako, mereka ingin menikmati BBM yang dihasilkan tanah air mereka, mereka ingin bebas nenuntut ilmu dimana pun itu tanpa berfikir mahalnya  biaya pendidikan, dan masih banyak jeritan-jeritan lainnya.

Moment kemerdekaan ini mari kita renungkan arti kemerdekaan yang sesunguhnya, seperti harapan para pejuang kita yang sesungguhnya berjuang bukan untuk mengusir penjajah tapi untuk mendapatkan kemerdekaan jiwa yang bebas tanpa tekanan pihak manapun!

( Rifyal "punk5" Dahlawy Chalil )